TEMPO.CO, Jakarta -Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Senin siang hingga sore, 26 Juli 2021 dimulai dengan permintaan KSPI kepada pemerintah agar mengizinkan BPJS Kesehatan memberikan paket obat-obatan dan vitamin bagi buruh maupun masyarakat yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan tengah menjalani isolasi mandiri karena Covid-19.
Kemudian dana milik sejumlah investor perusahaan rintisan Tanijoy senilai lebih-kurang Rp 4,5 miliar diduga raib. Para investor dalam beberapa hari terakhir membanjiri media sosial Tanijoy untuk mempertanyakan kelanjutan proyek di perusahaan yang menghubungkan petani dan pemodal tersebut.
Selain itu, pernyataan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno atas keluhan dari Nikita Mirzani, yang akan menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah untuk mendorong hotel meningkatkan standar pelayanannya. Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Buruh Minta Pasien Covid-19 Isoman Dapat Obat dan Vitamin dari BPJS Kesehatan
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia atau KSPI Saiq Iqbal meminta pemerintah izinkan BPJS Kesehatan memberikan paket obat-obatan dan vitamin bagi buruh maupun masyarakat yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan tengah menjalani isolasi mandiri karena Covid-19. Permintaan ini menyusul langkanya obat terapi Covid-19 dan vitamin di pasaran.
“Keluarkan Perpres Darurat Covid-19 atau Permenkes bahwa BPJS Kesehatan dibenarkan memberikan vitamin dan obat bagi peserta buruh atau masyarakat peserta JKN yang sedang isolasi mandiri,” ujar Said dalam konferensi pers, Senin, 26 Juli 2021.
Said mengklaim telah berkomunikasi dengan pihak BPJS Kesehatan ihwal penyaluran kebutuhan medis tersebut untuk pasien penderita virus corona yang tidak memperoleh perawatan di rumah sakit. Menurut Said, manajemen menjawab bahwa instansi tidak berwenang membiayai obat-obatan maupun vitamin untuk pasien isolasi mandiri karena tidak ada payung hukumnya.
Karena itu, Said pun langsung menghubungi Kementerian Kesehatan untuk mempertimbangkan kebijakan yang menyoal pendistribusikan kebutuhan medis ini. Namun, pesan dari Said belum memperoleh tanggapan.
Said berharap pemerintah lebih responsif untuk mencegah risiko kematian bagi pasien Covid-19 yang tengah menjalani karantina di rumah. “Apalagi kan sudah terbukti nyari obat susah,” ujar Said.
Baca berita selengkapnya di sini.